Model Integrasi Interkoneksi

Terdapat 3 model Integrasi-Interkoneksi, yaitu :
  1. Informatif
    Model Informatif adalah suatu disiplin ilmu memberikan informasi kepada disiplin ilmu yang lain. lmu Islam (Al-qur’an) memberikan informasi kepada ilmu sains dan teknologi bahwa matahari memancarkan cahaya sedangkan bulan memantulkan cahaya (Q.S. Yunus: 5).

    “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
    Matahari adalah benda langit yang menyala dan memancarkan sinar dari dirinya sendiri serta sebagai sumber kekuatan bagi bumi, seperti sinar dan panasnya. Sedangkan bulan tidak memancarkan sinar dari dirinya sendiri, tetapi memantulkan atau mengembalikan sinar matahari yang jatuh di permukaannya, sehingga terlihat seolah tampak bercahaya. Tempat-tempat beredarnya bulan tidak sama jika dilihat dari bumi dan matahari. Hal inilah yang menghasilkan bentuk-bentuk bulan. Dari sini dimungkinkan untuk menentukan bulan-bulan kamariah, yaitu tanda-tanda angkasa yang jelas untuk menentukan bulan. Dalam mengelilingi bumi, bulan memakan waktu selama 29 hari, 12 jam, 44 menit, 2,8 persepuluh detik.
  2. Konfirmatif (Klarifikatif)
    Model Konfirmatif / Klarifikatif adalah suatu disiplin ilmu memberikan penegasan kepada disiplin ilmu lain. Informasi tentang tempat-tempat (manaazil) bulan dalam Q.S. Yunus: 5, dipertegas oleh ilmu sains dan teknologi (orbit bulan mengelilingi matahari berbentuk elips).
  3. Korektif
    Model Korektif adalah suatu disiplin ilmu mengoreksi disiplin ilmu yang lain. Teori Darwin yang mengatakan bahwa manusia dan kera berasal dari satu induk, dikoreksi oleh Al-qur’an.
Alternatif Model Integrasi-Interkoneksi:
  1. Paralelisasi: menyamakan konotasi dari ilmu-ilmu yang berbeda
  2. Similarisasi: menyamakan teori-teori dari ilmu-ilmu
  3. Komplementasi: Saling mengisi dan saling memperkuat
  4. Komparasi: membandingkan konsep teori diantara ilmu-ilmu
  5. Induktifikasi: mendukung teori ilmu dengan instrumen dari ilmu lain
  6. Verifikasi: menunjang dengan penelitian ilmiah ilmu satu dengan ilmu yang lain.

Isra’ Mi’raj dan Teori Relativitas Einstein



Postulat Einstein dalam teori relativitas khusus
1. Postulat pertama : Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia.
2. Postulat kedua : kelajuan cahaya di ruang hampa ke segala arah adalah sama untuk semua pengamat, tidak bergantung pada gerak sumber cahaya maupun pengamat.
Besarnya nilai kontraksi panjang adalah

Pendekatan Pemaduan Islam dan Sains



gagasan tentang pendekatan islam dan sains :
Tokoh: Sayyed Hossein Nasr ,Ziauddin Sardar ,Maurice Bucaille
Gagasan :
          Perlunya etika islam untuk mengawal sains.
          Perlunya landasan epistemologi Islami untuk suatu sistem sains (“sains islam”)
Gagasan tentang penafsiran (sentuhan ) islami :
                Tokoh : Mehdi Ghulsani, Bruno Guiderdoni
                Gagasan :
          tidak perlu membangun sains islam tetapi cukup memberikan penafsiran (sentuhan) islami terhadap sains yang ada saat ini
Gagasan tentang pendekatan “Islamisasi Ilmu” :

Strategi pengembangan Sains – Teknologi di Dunia Islam Masa Kini dan Mendatang

Ada dua strategi yang dapat mengembangkan sains dan teknologi di dunia islam :
1.    Penciptaan paradigma baru tentang sains dan teknologi, paradigma yang dimaksud disini adalah tentang cara pandang. Teradap sains dan teknologi. Dan dari cara pandang itu menjadikan studi sains dan teknologi menjadi bagian dari studi islam (ontologi, epistemology, dan aksiologi). Dan dari paradigma ini sains teknologi tidak lagi dipisahkan secara diametral, melainkan sains dan teknologi merupakan bagian dari agama.
Ontologi sains dan teknologi :
•     Bahwa secara ontologis, untuk memahami Allah SWT, dapat dilakukan melalui ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah.

Integrasi Interkoneksi UIN Sunan Kalijaga



Dunia saat ini sedang mengalami berbagai krisis, mulai dari krisis energy sampai krisis moral. Oleh banyak ahli, berbagai krisis yang melanda dunia ini ditengarai dikarenakan ummat manusia tidak berperilaku sebagaimana mestinya (benar dan baik). Kesalahan perilaku ummat manusia tersebut disinyalir oleh para ahli tersebut karena pola pendidikan yang dikembangkan saat ini kurang tepat. Saat ini, pendidikan dikembangkan dengan memisahkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Dikotomi (pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum) tersebut disinyalir sebagai penyebab utama dari krisis global tersebut. Menanggapi masalah dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum tersebut muncul gagasan M.Amin Abdullah yang dikenal dengan paradigma integrasi-interkoneksi.

Kemajuan dan Kemunduran Sains dalam Peradaban Islam



KEMAJUAN SAINS DALAM PERADABAN ISLAM
          Umat Islam mulai mempelajari atau melakukan penafsiran ilmiah sejak generasi pertama sampai abad ke-lima hijriyah hingga menjadikan diri mereka sebagai pelopor Ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.
          Umat Islam telah menjadi pelopor dalam research tentang alam, sekaligus sebagai masyarakat pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan yang melakukan experimental science atau ilmu thabi’i berdasarkan percobaan yang kemudian berkembang menjadi applied science atau technology.
          Islam mendorong ummatnya untuk selalu berupaya mengembangkan sains
          Q.S. Al-’alaq: 1-5 

          Artinya : “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan (1). Menciptakan manusia ari segumpal darah (2). Bacalah, Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar dengan kalam (4). Mengajar manusia apa yang ia tidak ketahui (5). 

Empat Tipologi Hubungan Sains dan Agama



Ian G. Barbour (2002:47) mencoba memetakan hubungan sains dan agama dengan membuka kemungkinan interaksi di antara keduanya. Melalui tipologi posisi perbincangan tentang hubungan sains dan agama, dia berusaha menunjukkan keberagaman posisi yang dapat diambil berkenaan dengan hubungan sains dan agama. Tipologi ini berlaku pada disiplin-disiplin ilmiah tertentu, salah satunya adalah biologi. Tipologi ini terdiri dari empat macam pandangan, yaitu: Konflik, Independensi, Dialog, dan Integrasi yang tiap-tiap variannya berbeda satu sama lain.

Sejarah Hubungan Agama dan Sains

Pola Konflik Agama dan Sains
         Galileo (Abad ke-15 M)
         Newton (Abad ke-17 M)
         Darwin (Abad ke-19 M)
         Einstein (Abad 20)

Konflik Antara Agama dan Sains
         Konflik antara agama dan sains telah dimulai sejak abad 15, ketika Galileo menentang paham geosentris (bumi merupakan pusat tata surya) yang dianut oleh gereja.
         Galileo dianggap mengingkari keyakinan agamanya (kristen) bahwa bumi adalah pusat edar tata surya.
         Ketaksesuaian agama dan sains berlanjut hingga masa sesudahnya (masa Newton / masa sains modern).