Integrasi Interkoneksi UIN Sunan Kalijaga



Dunia saat ini sedang mengalami berbagai krisis, mulai dari krisis energy sampai krisis moral. Oleh banyak ahli, berbagai krisis yang melanda dunia ini ditengarai dikarenakan ummat manusia tidak berperilaku sebagaimana mestinya (benar dan baik). Kesalahan perilaku ummat manusia tersebut disinyalir oleh para ahli tersebut karena pola pendidikan yang dikembangkan saat ini kurang tepat. Saat ini, pendidikan dikembangkan dengan memisahkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Dikotomi (pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum) tersebut disinyalir sebagai penyebab utama dari krisis global tersebut. Menanggapi masalah dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum tersebut muncul gagasan M.Amin Abdullah yang dikenal dengan paradigma integrasi-interkoneksi.
Paradigma integratif-interkonektif yang ditawarkan oleh Amin Abdullah ini merupakan jawaban dari berbagai persoalan di atas. Integrasi dan interkoneksi antar berbagai disiplin ilmu, baik dari keilmuan sekuler maupun keilmuan agama, akan menjadikan keduanya saling terkait satu sama lain, “bertegur sapa”, saling mengisi kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Dengan demikian maka ilmu agama (ilmu keislaman) tidak lagi hanya berkutat pada teks-teks klasik tetapi juga menyentuh pada ilmu-ilmu sosial kontemporer.
Apa yang ditawarkan oleh Amin Abdullah dengan paradigma integrasi-interkoneksi secara konseptual memang sangat relevan bagi perkembangan keilmuan islam (Islamic Studies), dimana dialog antar disiplin ilmu akan semakin memperkuat keilmuan islam dalam menghadapi tantangan zaman dengan segala kompleksitas yang ada.
Islamic studies integrasi-interkoneksi adalah kajian tentang ilmu-ilmu keislaman, baik objek bahasan maupun orientasi metodologinya dan mengkaji salah satu bidang keilmuan dengan memanfaatkan bidang keilmuan lainnya serta melihat kesaling-terkaitan antar berbagai disiplin ilmu tersebut. Jika di telusuri lebih jauh, gagasan tentang integrasi antara ilmu agama dengan ilmu umum ini sebenarnya tidak lepas dari rangkaian panjang pergulatan aktualisasi diri umat Islam terhadap proses modernisasi dunia yang tengah berlangsung dalam skala global. Islam dan tantangan modernitas merupakan tema paling menonjol dalam agenda pembaharuan pemikiran Islam yang didengungkan oleh para mujaddid Islam sepanjang sejarah.
Pada tataran konsep, paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi – sebagaimana dapat dipahami dari penjelasan Amin Abdullah merupakan bangunan keilmuan universal yang tidak memisahkan antara wilayah agama dan ilmu. Dalam bangunan keilmuan ini, ilmu pengetahuan agama (Islam) tidak lagi terpisah secara dikotomis dengan ilmu pengetahuan umum sebagaimana yang terjadi selama ini. Dalam format keilmuan UIN yang baru, orientasi ilmu pengetahuan yang ingin ditekankan merupakan perpaduan antara ilmu-ilmu qauliyah al-nas (ilmu yang bekaitan dengan teks kegamaan) dengan ilmu-ilmu kauniyah ijtima’iyah (ilmu kelaman dan kemasyarakatan) dan ilmu al-falsafah (ilmu etika kefilsafatan).

Sumber:
Slide Mata kuliah islam dan sains Latar Belakang  Integrasi-Interkoneksi. Oleh Frida Agung

Theses :PARADIGMA INTEGRASI INTERKONEKSI DALAM KAJIAN ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN AMIN ABDULLAH) oleh SISWANTO.

Mohammad Muslih, Religious Studies Problem Hubungan Islam dan Barat (Kajian Atas Pemikiran Karel A. Steenbrink) (Yogyakarta: Belukar Budaya, 2003), 74-75.

Amin Abdullah, “Desain Pengembangan Akademik IAIN Menuju UIN Sunan Kalijaga: Dari Pola Pendekatan Dikotomis-Atomistik ke Arah Integratif-interdisiplinery”. Makalah yang disampaikan dalam Diskusi Panel Refleksi 21 Tahun Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 16 Maret 2004.

No comments:

Post a Comment