KEMAJUAN
SAINS DALAM PERADABAN ISLAM
•
Umat Islam mulai
mempelajari atau melakukan penafsiran ilmiah sejak generasi pertama sampai abad
ke-lima hijriyah hingga menjadikan diri mereka sebagai pelopor Ilmu pengetahuan
di seluruh penjuru dunia.
•
Umat Islam telah
menjadi pelopor dalam research tentang alam, sekaligus sebagai
masyarakat pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan yang melakukan experimental
science atau ilmu thabi’i berdasarkan
percobaan yang kemudian berkembang menjadi applied science atau technology.
•
Islam mendorong
ummatnya untuk selalu
berupaya mengembangkan sains
•
Q.S. Al-’alaq: 1-5
•
Artinya
: “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan (1). Menciptakan manusia ari
segumpal darah (2). Bacalah, Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar
dengan kalam (4). Mengajar manusia apa yang ia tidak ketahui (5). ”
•
Q.S. Ali-Imran: 190-191
•
•
Artinya:
“Sungguh, dalam penciptaan langit dan bumi, dan dalam pergantian malam dan
siang, ada tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang menggunakan
pikiran (190). (Yaitu) orang yang berdzikir memuji Allah sambil berdiri, duduk,
dan (berbaring) di sisinya. Dan berpikir tentang penciptaan langit dan bumi,
‘Tuhan kami, tiada sia-sia Kau menciptakan ini semua, Maha Suci Engkau.
Lindungilah kami dari adzab api neraka ’(191).”
•
Q.S. Al-Jatsiyah: 13
•
Artinya
: “Dan Ia tela tundukkan bagimu apa yang di langit dan apa yang di bumi,
semuanya (sebagai karunia) dari-Nya. Sungguh, itu adalah tanda-tanda (Kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang berfikir (13). ”
•
Islam menempatkan orang yang beriman + berilmu
+ beramal shalih pada derajat yang tinggi.
•
Q.S. Al-Mujadilah: 11
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bila dikatakan kepadamu ‘Berilah ruang dalam majelis’,
maka berilah ruang, Dan Allah akan memberimu ruang. Dan apabila dikatakan
kepadamu ‘Pergilah’, maka keluarlah kamu. Niscaya Allah akan menaikkan derajat
orang yang beriman, dan orang yang diberi pengetahuan diantara kamu. Dan Allah
tahu benar apa yang kamu lakukan.”
Pandangan Al-Qur’an terhadap Sains
•
Seluruh pengetahuan, termasuk pengetahuan
kealaman (sains), terdapat dalam al-Qur’an. Pendapat ini didukung antara lain
oleh al-Ghazali, al-Suyuti, dan Maurice Bucaile.
•
Al-Qur’an hanya sebagai petunjuk untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Pendapat ini didukung antara lain oleh Ibnu
Sina, al-Biruni, dan al-Haitam.
Faktor-faktor Pendorong Kemajuan Sains dalam
Peradaban Islam
•
Universalisme
Dalam Al-Quran surat Ali-Imran:110
disebutkan bahwa, orang yang beriman, mengajak kepada kebaikan, dan mencegah
yang mungkar, dikategorikan sebagai manusia yang lebih baik daripada ahli kitab
sekalipun.
•
Toleransi
Adanya toleransi antar umat, toleransi
akan kemauan untuk berbagi ilmu an kemauan menerima ilmu, menyebabkan
perkembangan sains atau pengetahuan berkembang pesat.
•
Karakter pasar internasional
Luasnya jaringan perdagangan pada masa
itu sangat mempengaruhi perkembangan sains masa itu. Luas daerah kekuasaan
Islam pada Dinasti Abbasiyah dari India di Timur sampai dengan Andalusia di
Barat. Pengaruh lain adalah Rihlah ilmiyah (perjalanan untuk mencari ilmu
pengetahuan). Selain itu, gelombang ekspansi atau perluasan daerah kekuasaan
yang cukup besar juga mempengaruhi perkembangan sains dalam peradaban islam.
Faktor-faktor yang
menyebabkan ekspansi demikian cepat antara lain adalah:
1.
Islam, disamping
merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang
mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2.
Dalam dada para
sahabat, tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran
Islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Disamping itu, suku-suku bangsa Arab
gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut membentuk
satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
3.
Bizantium dan Persia,
dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa
kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya
maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4.
Pertentangan aliran
agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi
rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang
dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya
peperangan melawan Persia.
5.
Islam datang ke
daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa
rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6.
Bangsa Sami di Syria
dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada
mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.
7.
Mesir, Syria dan Irak
adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk
membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
(Sumber: http://pustaka.abatasa.com )
•
Perhargaan terhadap sains dan saintis
Al-Makmun
membangun Baitul Hikmah
•
Keterpaduan antara tujuan dan alat/cara
Sains dan nilai (etika atau moral) harus
berjalan bersamaan
KEMUNDURAN
SAINS DALAM PERADABAN ISLAM
•
IHYA’ ULUMIDDIN menyerukan
umat Islam untuk kembali meng’hidup’kan ajaran agama
•
SALAH PAHAM Larangan untuk mempelajari sains,
sehingga budaya mempelajari sains ditinggalkan
•
Dampak kemunduran sains yaitu ketimpangan posisi ilmu , terpisahnya tradisi filsafat dengan tradisi pemikiran
keagamaan
Filsafat
dan
sains berada dalam satu kelompok
(ilmu
duniawi), agama berada dalam kelompok lain (ilmu
ukhrawi).
No comments:
Post a Comment