Ketika kita mendengar kata “agama dan sains”, maka kita akan langsung berpikir
akan hubungan yg kurang harmonis di antara keduanya. Padahal dalam sejarah
pertemuan keduanya tidak hanya berupa pertentangan saja, tetapi juga orang
berusaha untuk mencari hubungan antara keduanya dimana sains dan agama dapat
bertemu untuk saling menguatkan keilmuannya dan tidak saling menjatuhkan.
Memang, religion and science merupakan
topik yang selalu menarik perhatian di kalangan intelektual. Hingga kini, masih
saja ada opini dalam masyarakat luas yang mengatakan bahwa ”agama” dan ”ilmu” tidak
mungkin dapat dipertemukan. Keduanya mempunyai wilayah masing-masing, terpisah
antara satu dan lainnya. Ungkapan lain, ilmu tidak memperdulikan agama dan begitu
juga dengan agama yang tidak memperdulikan ilmu.
Permasalahan yang muncul sekarang
adalah bagaimana mengintegrasikan agama dan sains. Pengintegrasian yang seperti
apa yang dapat dilakukan? Dalam topik agama dan sains, intergrasi dalam artian
generiknya sebagai upaya memadukan agama dan sains. Dr. J.Sudarminta, SJ,
misalnya, pernah mengajukan apa yang disebutnya ”integrasi yang valid”, tetapi
pada kesempatan lain mengkritik ”integrasi yang naif” [istilah yang
digunakannya untuk menyebut kecenderungan pencocok-cocokan secara dangkal
ayat-ayat kitab suci dengan temuan-temuan ilmiah].
Dengan dasar pemikiran di atas,
penulis akan membahas apakah agama bertentangan dengan sains, bagaimana
integrasi interkoneksi antara agama dan sains khususnya integrasi interkoneksi
agama islam dan sains.
Referensi:
Hujair Sanaky, “Integrasi antara sains dan agama” [Kajian Tentang
Konflik, Integrasi, dan Pandangan Islam Terhadap Hubungan Sains dan Agama] .
John F.Haught, 1995, Sccience and
Religion: From Conflict to Conversation, Paulist Press, New York, Amerika,
terj. Fransiskus Borgias, 2004, Perjumpaan Sains dan Agama, dari Konflik ke
Dialog, Mizan, Bandung.
Akh. Minhaji, 2004, ”Transformasi
IAIN Menuju UIN, Sebuah Pengantar, dalam M.Amin Abdullah, dkk., Integrasi
Sains Islam Mempertemukan Epistemologi Islam dan Sains , Pilar Relegia dan
SUKA Press, Yogyakarta.
M. Amin Abdullah, 2004, ”Etika
Tauhidik Sebagai Dasar Kesatuan Epistemologi Keilmuan Umum dan Agama [Dari
Paradigma Positivistik-Sekjularistik ke Arah Teoantroposentrik-Integralistik]”,
dalam M.Amin Abdullah, dkk., Integrasi Sains Islam Mempertemukan
Epistemologi Islam dan Sains [Pilar Relegia dan SUKA Press, Yogyakarta.
M. Amin Abdullah, 2004, ”Etika
Tauhidik Sebagai Dasar Kesatuan Epistemologi Keilmuan Umum dan Agama [Dari
Paradigma Positivistik-Sekjularistik ke Arah Teoantroposentrik-Integralistik]”,
dalam M.Amin Abdullah, dkk., Integrasi Sains Islam Mempertemukan
Epistemologi Islam dan Sains [Pilar Relegia dan SUKA Press, Yogyakarta.
Zainal Abidin Bagis et al, 2005, Integrasi
Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi, Mizan, Bandung.
No comments:
Post a Comment